Dunia yang semu
- Duta Krisna
- 25 Sep 2019
- 1 menit membaca

“hanya otak yang tak pernah berhenti bekerja, meskipun kita tertidur, pikiran akan selalu ada dalam alam itu”.
Suatu hal tidak biasa, dikala manusia normal sepertiku mengidamkan suatu imajinasi yang begitu luas dan buas.
Alam itu memanggilku, seolah ia menginginkan aku hadir disana bersamanya. Entah apa dan mengapa, hanya beberapa imajinasi yang mengelilingi pandangan dan cahaya itu. Panggilnya begitu nyata, seakan ia berbisik padaku, meminta teman dikala ia sedang dalam kabut nan kalut.
Aku yakin, sampai maut datang menduduki tahtanya atasku, aku tak akan pernah bisa menemukan alam ini, dimana semua pikiran ini tersimpan. Suatu alam yang benar-benar berantakan, suatu alam yang benar-benar tanpa batas, dan semua tampak nyata dalam alam itu.
Sampai saat ini, aku tak pernah bisa membedakan antara yang nyata dengan suatu kenyataan. Bagiku dua hal itu sihir. yang nyata belum tentu suatu kenyataan, dan kenyataan bahkan bisa tampak tak terlihat nyata. Mungkin hanya orang bijak yang mengerti makna dari kedua hal itu.
Carut marut, semua berantakan disaat aku mulai membuka cakrawala yang dibentuk seperti perpustakaan tanpa rak, tanpa penjaga dan tanpa tarif, semuanya gaib dan penuh misteri. Semua hal bisa aku dapatkan hanya datang ke alam itu dan bertanya tentang apa yang ingin aku ketahui tentang diriku, diri orang lain dan sisi kehidupan bahkan yang terpendam sekalipun, dan terkadang disaat aku sedang merasa semua hal memudar, bahkan ia datang menghampiri kedalam diriku. Perlahan ia menelisik dan meminta pada diriku agar dicarikan suatu hal yang bermanfaat untuk diriku.
Aku tak dapat menggambarkan alam itu dengan sempurna, bahkan aku tak tahu, apakah alam itu ada atau tidak.




Komentar